Mu’tazilah lahir
berawal dari tanggapan washil bin attha salah seorang murid hasan basri di
basrah. Atas pemikiran kalam yang dilontarkan khawarij tentang pelaki dosa
besar, ketika hasan bisri bertanya tentang tangggapan tashil terhadap pemikiran
khawarij dia menjawab bahwa pelaku dosa besar bukan mumin bukan juga kafir,
mereka dalam posisi antara mimin dan
kafir (fasik). Kemidian washil memisahkan diri dari jamaah hasan basri dan washil
mendirikan aliran mu’tazilah.
Berkaitan dengan
sifat tuhan menurut aliran mu’tazilah berpendapat “tuhan tidak mempunyai sifat”,
menurut saya mereka berpendapat seperti itu karena mereka memiliki perisip
ke-tauhidan yaitu at-tauhid yang artinya mengesakan alloh, yakni alloh itu
benar-benar esa atas segala-galanya, tidak ada sarupun yang dapat mrnandingi
keesaaannya. Dari situlah mereka menafikan sifat-sifat tuhan. Jika tuhan memiliki
sifat, berarti tuhab sama dengan mahluknya, Karena sifat itu berada di luar
dzat. Kalau ada sifat berarti ada dua yang qodim, yaitu dzat dan sifat. Jadi mereka
menafikan sifat-sifat tuhan. Melihat dari pernyataan seperti itu menurut saya
bahwa Dzat tuhan itu sudah meliputi segala-galanya dan tuhan tidak memerlukan
sifat apapun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar