Senin, 14 Januari 2013

BARENG TEMEN_2



















PERKEMBANGAN PSIKOLOGIS REMAJA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Secara tradisional masa remaja dianggap sebagai periode “badai dan topan”, suatu masa dimana ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelenjar. Ciri perkembangan psikologis remaja adalah adanya emosi yang meledak-ledak, sulit dikendalikan, cepat depresi (sedih, putus asa) dan kemudian melawan dan memberontak. Emosi tidak terkendali ini disebabkan oleh konflik peran yang senang dialami remaja. Oleh karena itu, perkembangan psikologis ini ditekankan pada keadaan emosi remaja. Keadaan emosi pada masa remaja masih labil karena erat dengan keadaan hormon. Suatu saat remaja dapat sedih sekali, dilain waktu dapat marah sekali. Emosi remaja lebih kuat dan lebih menguasai diri sendiri daripada pikiran yang realistis. Kestabilan emosi remaja dikarenakan tuntutan orang tua dan masyarakat yang akhirnya mendorong remaja untuk menyesuaikan diri dengan situasi dirinnya yang baru. Hal tersebut hampir sama dengan yang dikemukakan oleh Hurlock (1990), yang mengatakan bahwa kecerdasan emosi akan mempengaruhi cara penyesuaian pribadi dan sosial remaja. Bertambahnya ketegangan emosional yang disebabkan remaja harus membuat penyesuaian terhadap harapan masyarakat yang berlainan dengan dirinya. B. RUMUSAN MASALAH Bagaimanakan perkembangan psikologi remaja? BAB II PEMBAHASAN Menurut Mappiare (dalam Hurlock, 1990) remaja mulai bersikap kritis dan tidak mau begitu saja menerima pendapat dan perintah orang lain, remaja menanyakan alasan mengapa sesuatu perintah dianjurkan atau dilarag, remaja tidak mudah diyakinkan tanpa jalan pemikiran yang logis. Dengan perkembangan psikologis pada remaja, terjadi kekuatan mental, peningkatan kemampuan daya fikir, kemampuan mengingat dan memahami, serta terjadi peningkatan keberanian dalam mengemukakan pendapat. Remaja akan memandang bahwa orang dewasa bisa memahami mereka saat orang dewasa mampu memecahkan persoalan sesuai psikologi remaja. Ketika kita tidak mampu memahami, kita ankan dianggap tidak sungguh – sungguh atau bukan tempat curhat yang tepat bagi mereka. Alhasil mereka tidak akan percaya dengan kita. Menurut Sarlito Wirawan Sarwono, perkembangan psikologi remaja dibagi menjadi 5 tahap : A. Pembentukan konsep diri Ditandai dengan kemampuan mempunyai wawasan tentang diri sendiri ( self insight ), termasuk yang menjadikan dirinya sebagai sasaran. Pada fase ini remaja jika dikritik terkadang tidak marah dan disaat yang lain ia bisa melepas diri dan mengoreksi diri sendiri. Ciri-ciri psikologi remaja menurut G.W Allport (1961): 1. Pendekatan diri sendiri (extension of the self), yang ditandai dengankemampian untuk mengaggap orang atau hal lain sebagai bagian dari dirinya sendiri. Perasaan egois berkurang dan tumbuh perasaan ikut memiliki. Tanda yang khas adalah tumbuh kemampuan untuk mencintai orang lain dan lingkungan sekitar. 2. Kemampiuan untuk melihat diri sendiri secara objective yang ditandai dengan kemampuan untu mempunyai wawasan tentang diri sendiri dan kemampuan untuk menangkap humor termasuk yang menjadikan dirinya sendiri sebagai sasaran. 3. Memiliki falsafah hidup tertentu, hal ini dapat dilakukan tanpa merumuskannya dan mengucapkannya dalam kata-kata. Ciri-ciri tersebut biasanya dimulai sejak secara fisik tumbuh tanda-tanda seksual skunder. B. Perkembangan intelegensi Intelegensi mengandung unsure fikiran atau rasio. Amkin banya unsure rasio yang digunakan dalam tingkah laku, makin berintelegensi tingkah laku tersebut. Howard Gender mengemukakan ada 8 macam intelegensi, diantarnya: 1. Bodily-kinestetic, kecerdasan terkait dengan anggota tubuh 2. Interpersonal, kecerdasan terkait dengan hubungan orng lain 3. Verbal-linguistic, kemampuan dengan kata-kata lisan maupun tertulis 4. Logical-mathematika, bidang ini menyangkut logika, penggunaan akal,kemampuan abstrak dan angka. 5. Intrapersonal, kemampuan utama adalah introspeksi dan refleksi diri 6. Visual-spatial, terkat dengan kemampuan yang tinggi dalam mengambil keputusan dalam bidang penglihatan dan ruang 7. Musical, terkai dengan irama, musik dan pendengaran 8. Naturalistic, berkaitan dengan alam, baik penggunaan maupun pemeliharaan alam. Setiap orang memiliki tingat kecerdasn yang berbeda. Masing masing orang memiliki kemampuan dan kelebihan tersendiri. Menurut David wechsler, intelegensi adalah keseluruhan kemampuan individu untuk berfikir dan bertindak secara terarah dan mengolah serta menguasai lingkungan secara efektif. Sementara itu DR. M. Fadh atsTsuwayniy mengatakan bahwa indikasi perkembangan intelegensi remaja ditandai dengan: 1. Muncul sikap kritis terhadap fenomena disekitarnya 2. Mampu menginterpretasikan suatu peristiwa disekitarnya 3. Menyalurkan potensi dan kecendrungan sesuia dengan pemahaman serta penafsiran terhadap peristiwa diseklelilingnya 4. Bertambah ndependen (bebas) dalam berfikir, seperti ketidakmampuan membedakan pandangan atau pendapat kelompok yang diikuti 5. Bangga pada dirinya sendiri C. Perkembangn peran social Salah satu pemnyebab gejolak emosi remaja dan masalah remaja pada umumnya disebabkan adanya konflik peran sosial : 1. Terpengaruh dengan status sosial temannya 2. suka meniru figur tertentu ( imitation ) 3. Memiliki hubungan yang kuat dan ada yang lemah dengan orangtuanya 4. Suka bergabubg dengan kelompok atau teman yang usianya sama 5. suka memamerkan sesuatu yang ia punya suka mencampuri urusan orangtua D. Perkembangn peran gender Sigmun freud mengatakan (1856-1939) menyatakan ada atau tidanya penislah yang menentukan perkembangn jiwa seseorang menjadi kelaki-lakian atau menjadi wanita. Aliran baru yang ditokohi oleh Sandra Bem berpendapat bahwa sifat kelakilakian (masculinity) dan keperempuanan (feminity) bukan lah dua hal yang bertolak belakang dimana jika ia berjiwa laki-laki maka tidak mungkin ia berjiwa wanita atau sebaliknya. Sandra Bem dalam teorinya yang baru menganggap kelaki-lakian dan keperempuanan sbagai dua sifat yang berbeda terleps satu dari yang lainnya dan tidak selalu terkait dengan jenis kelamin seseorang. Dengan menggunakan sekala khusus yang dinamakannya BSRI (bem sex-role inventory). Bem mencoba mengukur sifat kelaki-lakian (ambisis, aktif, kompetitif, objectif, mandiri, agresif, pendiam) dan sifat kewanitaan (pasif, lemah lembut, subjectif, dependen, emosional) dari sejumlah orang pecobaannya. Hasilnya ternyata ada empat macam manusia ditinjau dari peran seksualnya, yaitu: 1. Type maskulin, yaitu manusia yang sifat kelaki-lakianya di atas rata-rata, sifat kewanitaanya kurang dari rat-rata. 2. Tipe faminin, yaitu manusia yang sifat kewanitaanya diatas rata-rata, sifat kelaki-lakiannya kurang dari rata-rata. 3. Tipe androgin, manusia yang sifat kelaki-lakiannya maupun keperempuannannya diatas rata-rata. 4. Tipe tidak tergolongkan, yaitu manusia yang sifat kelaki-lakiannya dibawah rata-rata. Dalam masyarakat tradisional atau masyarakat yang hidup dalam lingkungan praindustri, kecendrungan memang lebih besar bahwa anak laki-laki cenderung akan menumbuhkan sikap maskulinnya, begitupun sebaliknya. Akan tetapi, dalam kehidupan yang lebih modern makin besar kemungkinan timbulnya tipe-tipe androgin dan tidak tergolongkan. Misanya saja, wanita mampu mengerjakn tgs aki-laki, seperti wanita mahir menjadi sopir truk atau pesawat terbang, yang dulu aalah cirri orang maskulin. E. Perkembangn moral dan religi Untuk remaja moral merupakan suatu kebutuhan tersendiri karena mereka sedang dalam keadaan membutuhkan pedoman atau petunjuk dalam rangka mencari jalannya sendiri. Pedoman atau petunjuk ini dibutuhkan juga untuk menumbuhkan identitas dirinya, menuju kepribadian yang matang dengan unifying philoshopy of life dan menghindarkan diri dari konflik-konflik peran yang selalu terjadi dalam masa transisi ini. Di Indonesia salah satu mores yang penting adalah agama. Agamabisa merupakan salah satu factor pengendalai terhadap tingkah laku remaja. Hal ini dapat dimengerti karena agama memang mewarnai kehidupan masyarakat setiap hari. BAB III KESIMPULAN Kesimpulan 1. Masa remaja adalah masa yang penuh gejok (strum and drunk) 2. Sarlito Wirawan Sarwono, perkembangan psikologi remaja dibagi menjadi 5 tahap, yaitu: a. Pembentukan konsep diri b. Perkembangan intelegensi c. Perkembangan peran social d. Perkembangan peran gender e. Perkembagan moral dan religi Daftar Pustaka Sarwono, Sarlito S. 2010. Psikologi Remaja. Jakarta. Rajawali Press http://www.psikoterapis.com, http://myblueself.multiply.com http://sadiyahuinpai4e.blogspot.com/2008/03/artikel-perkembangan-psikologi-remaja.html