Selasa, 30 Juli 2013

DENGANMU
















sejak awalku jumpa denganmu
kumerasakan hal yang berbeda
rasa yang akupun tak tahu apa maksudnya
semakin hari semakin terpuuk
semakin hari semakin bersemi
hingga rasa itu pun membunga dalam hatiku
walaupun kau acuh akan diriku 
tapi hal itu tak pernah membuatku hilang akan rasaku
dan.... sampai pada akhirnya...
kudapatkan balasan yang sangat indah akan rasaku
dan kita bersatu dalam ikatan cinta
kujalani hari denganmu tanpa ragu
kurasakan anugrah cinta yang teramat mendalam
cintaku datang bukan bersal dari apa yang kau punya
tapi rasa itu timbul atas anuggrah yang dari MAHA CINTA 
yang mengaliri pori-pori kehidupanku 
dannn
ketulusanmu padaku membuatku tak dapat pergi dari cintamu yang memasungku
saat bersamamu adalah saat yang terindah dalam hidupku
rasa nyaman dan bahagia slalu kudapatkan darimu
walau kadang rasa kesalku, rasa manjaku,
membuatmu saebal akan diriku
dan itulah warna dijalan cinta kita
cinta kita sangat indah
seperti katamu cinta kita seindah dan sekokoh berlian yang terdapat dicincin
walaupun ia kecil, tapi ia pusat keindahan cincin itu
dan berlian itu takan hancur oleh apapun
begitulah cintamu padaku, sangat indah 
dan kini cintamu pun kokoh tertanam dihatiku dan takan lekang oleh waktu
dan slalu kuberharap cinta kita akn jadi cinta yang sejati
seperti sejatinya cinta habibi dan ainun
dan aku harap cinta kita akan bersatu dalam ikatan suci 
yang diridhai oleh YANG MAHA CINTA, ORANG TUA KITA, DAN SEMUA ORANG
AMIN AMIN AMIN YAA ALLAH YAA ROBBAL'ALAMIN

Minggu, 14 Juli 2013

sifat tuhan


Mu’tazilah lahir berawal dari tanggapan washil bin attha salah seorang murid hasan basri di basrah. Atas pemikiran kalam yang dilontarkan khawarij tentang pelaki dosa besar, ketika hasan bisri bertanya tentang tangggapan tashil terhadap pemikiran khawarij dia menjawab bahwa pelaku dosa besar bukan mumin bukan juga kafir, mereka  dalam posisi antara mimin dan kafir (fasik). Kemidian washil memisahkan diri dari jamaah hasan basri dan washil mendirikan aliran mu’tazilah.
Berkaitan dengan sifat tuhan menurut aliran mu’tazilah berpendapat “tuhan tidak mempunyai sifat”, menurut saya mereka berpendapat seperti itu karena mereka memiliki perisip ke-tauhidan yaitu at-tauhid  yang artinya mengesakan alloh, yakni alloh itu benar-benar esa atas segala-galanya, tidak ada sarupun yang dapat mrnandingi keesaaannya. Dari situlah mereka menafikan sifat-sifat tuhan. Jika tuhan memiliki sifat, berarti tuhab sama dengan mahluknya, Karena sifat itu berada di luar dzat. Kalau ada sifat berarti ada dua yang qodim, yaitu dzat dan sifat. Jadi mereka menafikan sifat-sifat tuhan. Melihat dari pernyataan seperti itu menurut saya bahwa Dzat tuhan itu sudah meliputi segala-galanya dan tuhan tidak memerlukan sifat apapun.